Jenderal Besar Raden Soedirman (Sudirman) merupakan seorang perwira tiggi pada masa revolusi Indonesia. Jenderal Soedirman adalah Panglima Besar pertama di Indonesia.
Jenderal Soedirman lahir pada tanggal 24 Januari 1916 di Purbalingga, Hindia Belanda (sekarang Indonesia)
Kali ini saya akan membahas mengenai beberapa fakta unik seputar Jendral Soedirman, apa sajakah itu?
#1 Patung Jenderal Soedirman di Jepang
Nampaknya masyarakat jepang sangat menghormati pahlawan Indonesia yang satu ini, mengingat patung tersebut merupakan satu-satunya patung pahlawan negara asing yang dipajang di Jepang.
Patung Jenderal Soedirman itu berada di kota Tokyo, lebih tepatnya di depan Kementrian Pertahanan Tokyo.
Patung Jendral Soedirman tersebut memiliki tinggi sekitar 4 meter dan terbuat dari perunggu.
Pada 17 Agustus 2015 lalu, terdapat upacara peletakan karangan bunga oleh Kelompok Masyarakat Jepang Pecinta Indonesia di depan patung yang terbuat dari perunggu itu. Salah satu Duta Besar Indonesia untuk Jepang juga menghadiri upacara tersebut, yaitu Bapak Yusron Ihza Mahendra.
Sebagai warga Indonesia sudah sepatutnya kita bangga melihat patung salah satu pahlawan kita di pajang di jantung kota Tokyo.
#2 Ini 3 Jimat Jenderal Soedirman saat Perang Gerilya
Gatot Nurmantyo sang Jenral TNI mengungkapkan bahwa Jenral Besar Soedirman memiliki 3 jimat yang membawanya kepada kemenangan melawan penjajah, jimat-jimat tersebut bukanlah cincin, kalung, koin, atau semacamnya tetapi 3 jimat Jenral Soedirman adalah...
- Mempertahankan wudhunya
Jendral Soedirman selalu berwudhu sebelum berangkat perang. Beliau selalu dalam keadaan suci saat memimpin perang geriluya, disaat wudhunya batal beliau langsung mengambil air wudhu kembali menggunakan kendi berisi air yang selalu beliau bawa.
- Shalat tepat waktu
Selain mempertahankan wudhunya, Jendral Soedirman juga selalu shalat tepat waktu, apapun yang beliau lakukan akan beliau tinggalkan saat waktu shalat tiba. Sungguh hebat bukan, mengingat waktu itu sedang dalam peperangan.
- Niat Tulus dan Ikhlas
Jendral Soedirman memiliki niat tulus dalam menjalani pertempuran demi kepentingan rakyat Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh semangatnya, meski dalam keadaan sakit parah, beliau masih mengabdikan diri untuk Indonesia.
#Respect
#3 Jenderal Soedirman Memimpin Perang Gerilya Hanya dengan 1 Paru-paru
Jendral Soedirman terjangkit penyakit tuberkulosis parah, yang menyebkan beliau kehilangan 1 paru-parunya.
Walaupun dengan 1 paru-paru Jendral Sudirman tetap memimpin perang gerilya dan menyusun strategi meskipun beliau harus ditandu.
Akibat penyakit TBC yang dideritanya Jendral Soedirman wafat pada 29 Januari 1950 atau hanya satu bulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Republik Indonesia di KMB (Konferensi Meja Bundar).
#4 [Rekor yang Sulit Dipecahkan] Jenderal Soedirman Menjadi Panglima Besar Pada Usia 29 Tahun
Jendral Soedirman lahir pada tanggal 24 Januari 1916 dan sudah diangkat menjadi panglima besar TKR pada tanggal 18 Desember 1945. Yang artinya Jendral Soedirman sudah diangkat menjadi panglima besar pada usia 29 tahun.
Jendral Sudirman adalah panglima besar pertama dan termuda dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia.
Saya rasa, ini merupakan rekor yang sangat sulit ditandingi oleh Jendral manapun di Indonesia.
#5 Wajah Jenderal Soedirman, Merupakan Wajah yang Paling Sering Muncul Kedua dalam Uang Rupiah
Di ambil dari |
Sampai saat ini ada sekitar 11 jenis uang rupiah bergambar Jendral Soedirman, semua uang tersebut dicetak pada tahun 1964.
Uang bergambar Soedirman tersebut masing-masing bernominal Rp1, Rp2,5, Rp5, Rp10, Rp25, Rp50, Rp100, Rp500, Rp1.000, Rp5.000, dan Rp10.000.
Artikel terkait : 9 Fakta Unik Mengenai Uang Rupiah
Hal ini menjadikan Jendral Soedirman menjadi wajah yang paling banyak dicetak di uang rupiah kedua setelah Ir.Soekarno dengan 15 jenis uang rupiah.
Sudah seharusnya kita bangga memiliki pahlawan seperti Jendral Soedirman, yang bahkan lebih mempedulikan bangsa dan negaranya dibanding kesehatannya sendiri.
Suka dengan artikel di atas, gak ada salahnya untuk menge-share artikel ini :)
Post a Comment