Latest News

Saturday, February 20, 2016

5 Fakta Menarik Dibalik Patung Pancoran


5 Fakta Unik Patung Pancoran-infindonesia.blogspot.com

Patung Pancoran merupakan salah satu monumen patung yang cukup populer di Jakarta.

Patung Pancoran teretak di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Monumen patung tersebut memiliki letak yang sangat strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta dari Bandara Halim Perdanakusuma.

Monumen patung tersebut terbuat dari perunggu, memiliki tinggi 11 meter dan panjang tiang patung 27 meter.

Nah kali ini saya akan membahas beberapa fakta mengenai Patung Pancoran yang mungkin belum anda ketahui.

1. "Patung Pancoran" Bukanlah Nama Aslinya

Image result for patung dirgantara
Kebanyakan warga Jakarta hanya mengenal monumen patung tersebut sebagai Patung Pancoran, padahal "Pancoran" hanyalah daerah tempat patung tersebut berdiri.

Nama Patung Pancoran yang sebenarnya adalah Monumen Patung Dirgantara.

Dirgantara sendiri memiliki arti ruang yang ada di sekeliling dan melingkupi bumi, terdiri atas ruang udara dan antariksa (diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Ir. Soekarno membuat Patung Dirgantara untuk menggambarkan kemegahan dan kekuatan dunia penerbangan Indonesia. Patung tersebut menggambarkan manusia angkasa yang memiliki semangat untuk terbang dan menjelajahi angkasa.

2. Bung Karno Rela Menjual Mobil Pribadinya Demi Membangun Patung Pancoran

Image result for patung dirgantara
Total biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat Patung Pancoran 12 juta rupiah (nominal yang sangat besar pada masa itu)

Biaya awal pembangunan Patung Pancoran ditanggung oleh seniman yang pemahat patung tersebut yaitu Edhi Sunarso.

Sedangkan pemerintah sendiri hanya mengeluarkan uang sebesar 5 juta rupiah.

Edhi merasa tak sanggup untuk melanjutkan pembuatan Patung Pancoran, mengingat dirinya sudah dililit hutang untuk pekerjaan tersebut dan proyek pembuatan monumen yang dia kerjakan atas perintah Soekarno tidak menggunakan dokumen perintah resmi negara.

Melihat kondisi tersebut Soekarno memanggil Edhi dan memberinya uang lebih dari 1 juta, yang merupakan hasil penjualan mobil pribadi Soekano.

Sisanya 6 juta lagi konon merupakan hutang pemerintah Indonesia yang sampai kini belum terbayar.


3. Bung Karno adalah Model Patung Pancoran

Image result for soekarno

Bung Karno sang penggagas Patung Pancoran (Patung Dirgantara) berkali-kali mencontohkan dengan tubuhnya, bagaimana seharusnya Monumen Patung Dirgantara berdiri kepada Edhi. Untuk meminimalisir terjadinya kesalahan.


4. Sang Seniman Melihat Mobil Jenazah Bung Karno dari Puncak Patung Pancoran

Pagi hari, di hari Minggu, tepatnya pada tanggal 21 Juni 1970. Edhi sedang berada di Puncak Patung Pancoran untuk mengerjakan pembuatan Patung Pancoran. Saat melihat ke bawah, Edi melihat iring-iringan mobil jenazah.

Seorang pekerja yang ada di bawah memberitahu Edhi, kalau mobil jenazah yang baru lewat merupakan iring-iringan mobil jenazah Bung Karno.

Mendengar hal tersebut Edhi langsung turun dari puncak Patung Pacoran dengan rasa sedih, dan pergi ke Blitar untuk memberi penghormatan terakhir kepada sang presiden.

5. Kemana Arah Acungan Tangan Patung Pancoran?

Ini dia arah acungan tangan dari patung pancoran infindonesia.blogspot.com

Edhi Sunarso sang perancang Patung Pancoran rupanya sengaja membuat dan merancang Patung Pancoran untuk menunjuk ke suatu tempat.

Ada yang mengatakan bahwa acungan tangan Patung Pancoran sengaja dibuat mengarah ke Pelabuhan Sunda Kelapa.

Ada juga yang bilang kalau acungan tangan Patung Pancoran tersebut mengarah ke tempat Bung Karno menyimpan seluruh harta kekayaannya.

Namun seperti dianalisir pada Jakarta.go.id ternyata acungan tangan pada Patung Pancoran mengarah ke Bandara Internasional Kemayoran ang merupakan bandar udara pertama yang dimiliki oleh Jakarta.

Hal ini berkaitan dengan apa yang saya tuliskan pada poin nomor 1, kalau Patung Dirgantara (Pancoran) dibuat untuk menggambarkan kemegahan dan kekuatan dunia penerbangan Indonesia.

Referensi  



Tertarik dengan artikel di atas? Tolong bantu saya untuk menge-share arikel ini

No comments:

Post a Comment