Candi Borobudur sudah dikenal oleh banyak orang, karena keunikannya. Namun tahukah anda bahwa candi yang satu ini memiliki beberapa keunikan selain dari realifnya. Apa saja itu...
1. Candi Borobudur Awalnya di Buat Bagaikan "Bunga Teratai Raksasa di Tengah Danau"
Gunadarma sang arsitek Borobudur sangat taat beragama Buddha. Mungkin beliau juga berharap kerajaannya selamat dari letusan gunung berapi dan bencana lainnya. Akhirnya beliau memikirkan suatu rencana untuk membangun tempat ibadah di sebuah pulau yang terdapat pada danau tersebut dengan harapan agar Tuhan melindungi manusia dari berbagai bencana.
Ilustrasi Borobudur pada masa itu |
Gunadarma merancang sebuah tempat ibadah yang berbentuk bunga teratai. Bunga teratai raksasa yang mekar di tengah danau dan dikelilingi oleh tujuh gunung. Raja kerajaan Syailendra pada masa itu setuju dan mendukung pembangunan tempat ibadah tersebut.
Setelah dilakukan pembangunan selama 92 tahun akhirnya pembangunan tempat ibadah tersebut akhirnya selesai. Tempat ibadah tersebut memang mirip bunga teratai raksasa yang berada di tengah danau. Dan saat ini tempat ibadah tersebut kita kenal dengan nama Candi Borobudur.
Namun sayang akibat letusan gunung berapi serta gempa bumi danau di sekitar Candi Borobudur menjadi hilang. Tumpukan debu vulkanik dari gunung berapi menyebabkan danau di sekitar Candi Borobudur mengering. Sekarang Candi Borobudur sudah tidak memiki danau dan tidak banyak yang tahu soal ini.
2. Candi Terbesar di Dunia
Candi Borobudur tercatat di Guinnes World Records sebagai situs arkeologi candi Budha terbesar di Dunia, dengan luas 15.129 meter persegi, tinggi 42 meter dengan 10 tingkat, panjang realif >1km, dan 72 stupa.
Selain itu Candi Borobudur juga mendapat gelar sebagai Warisan Dunia UNESCO.
3. Dibuat dengan "Teknologi yang Canggih" Pada Zaman Itu
Mungkin pada zaman ini membuat candi besar seberti Borobudur bukanlah hal yang sulit. Namun perlu anda ketahui, Borobudur dibangun sebelum masyarakat Kamboja membangun Candi Angkor Wat, Candi Borobudur juga dibangun sebelum bangsa Eropa dan Amerika membangun gedung-gedung bertingkat.
Bentuk Candi Borobur sangatlah rumit, bahkan bisa dibilang lebih rumit dari piramida yang ada di Mesir. Bayangkan saja, batu seberat kurang lebih 2 ton disusun satu persatu sampai menjadi candi 10 tingkat. Batu tersebut juga digambar secara detil dan teliti yang menggambarkan tentang kehidupan rakyat di Kerajaan Syailendra pada masa itu.
4. Sebagai Jam Raksasa Penanda Waktu
Apakah kalian sudah pernah ke Candi Borobudur? Kalau sudah pasti anda tahu kalau di candi yang satu ini terdapat banyak stupa berbentuk seperti lonceng terbalik. Di Candi Borobudur terdapat 72 stupa, stupa terbesar terdapat di lantai teratas Candi Borobudur.
Tapi pernahkah anda berpikir kalau stupa-stupa tersebut itu digunakan sebagai jam?
Menurut para ilmuwan, stupa pada Candi Borobudur juga berfungsi sebagai jam matahari. Jam ini digunakan sebagai alat pengukur waktu pada masa itu.
Bayangan stupa dalam kurun waktu 1 tahun (Mekanisme Jam Matahari Raksasa) |
Gunadarma menggunakan stupa-stupa pada Candi Borobudur sebagai titik jam. Karena merupakan jam Matahari, jarum jamnya adalah banyangan stupa terbesar yang terdapat pada lantai teratas Borobudur. Kalau anda perhatikan bayangan stupa terbesar di lantai teratas selalu jatuh dengan tepat di stupa lantai bawah.
Siapa sangka kalau Candi Borobudur merupakan jam matahari raksasa kita.
5. Merupakan Penunjuk Arah yang Tepat
Candi Borobudur merupakan penunjuk arah yang tepat.
Mungkin anda ada yang berpendapat bahwa "Bukankah menetapkan arah itu sangat mudah, tinggal lihat arah terbitnya matahari saja kan untuk menentukan dimana arah timur,"
Ya, matahari memang terbit dari arah timur, namun satu hal yang perlu anda ingat ketika berotasi bumi dalam keadaan miring yaitu sekitar 22,1 derajat sampai 24,5 derajat. Nah kemiringan ini menyebabkan matahari tidak selalu tepat terbit di timur. Matahari hanya benar-benar terbit di titik timur sebanyak 2 kali dalam satu tahun. Yakni pada sekitar 20 sampai 21 Maret dan 22-23 September.
Rupanya sang arsitek Candi Borobudur menyadari hal ini, dan beliau sudah mengetahui titik timur yang sebenarnya. Oleh sebab itu, Candi Borobudur dibuat dengan menghadap selatan dan utara dengan akurat dan sangat tepat.
6. Rawan Bencana karena Dikelilingi Gunung Berapi
Sekitar tahun 750 Masehi, arsitek yang membuat Candi Borobudur yaitu Gunadarma berdiri di sebuah gunung di Kerajaan Syailendra.
Di depannya terlihat 7 gunung mengelilingi sebuah danau, di tengah-tengah danau tersebut terdapat sebuah pulau (bukit). Sungai dari danau tersebut mengalir dan berkelok-kelok dengan sangat indah. Sungguh pemandangan yang sangat indah.
Di depannya terlihat 7 gunung mengelilingi sebuah danau, di tengah-tengah danau tersebut terdapat sebuah pulau (bukit). Sungai dari danau tersebut mengalir dan berkelok-kelok dengan sangat indah. Sungguh pemandangan yang sangat indah.
Namun sayang, 2 gunung berapi di dekat danau tersebut sering meletus, yaitu Gunung Merapi dan Merbabu. Alam di Candi Borobudur yang sangat indah dan subur sekarang sudah tidak seindah dulu lagi, akibat seringnya bencana yang datang dari kedua gunung berapi tersebut.
Jangan lupa share ya...
Post a Comment