Burung Garuda
Melambangkan kekuatan
Warna emas pada burung Garuda
Melambangkan kejayaan Indonesia
Perisai di tengah
Melambangkan pertahanan bangsa Indonesia
Warna merah-putih pada Perisai
Melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci
Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai
Melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi oleh Garis Khatulistiwa
Bintang
Berarti, Ketuhanan yang Maha Esa
Rantai
Berarti, Kemanusiaan yang adil dan beradab
Pohon Beringin
Berarti, Persatuan Indonesia
Kepala Banteng
Berarti, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Bunga Padi dan Kapas
FILOSOFI DARI HELAI BULU
Bulu di tiap-tiap sayap berjumlah 17
Yang berarti tanggal kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 17
Yang berarti bulan kemerdekaan Indonesia yaitu bulan 8/ bulan Agustus
Bulu di bawah perisai berjumlah 19 dan bulu leher 45
Yang berarti tahun kemerdekaan Indonesia yaitu tahun 1945
PITA PUTIH BERTULISKAN BHINEKA TUNGGAL IKA
Secara bahasa berarti Berbeda-beda Tetapi Satu Jua.
Artinya walaupun Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, budaya, dan agama namun indonesia tetap satu.
Artinya walaupun Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, budaya, dan agama namun indonesia tetap satu.
Sejarah Garuda Pancasila
Menurut lampiran pada Peraturan Pemerintah No.55 Tahun 1951, lukisan garuda diambil dari khasanah peradaban Indonesia. Garuda tergambar pada beberapa candi di Indonesia sejak abad ke-16, sebagai Lambang Tenaga Pembangunan seperti dikenal pada peradaban Indonesia.
Burung Garuda dan Mitologi nenek moyang Indonesia berdekatan dengan burung elang rajawali. Burung ini dilukiskan di Candi Dieng, Prambanan, dan Penataran. Di dieng dilukiskan sebagai manusia berparuh burung dan bersayap; di Prmbanan dan candi-candi Jawa Timur bentuknya berparuh, berambur panjang, bercakar dan menyerupai raksasa.
Raja Erlangga menggunakan tokoh Garuda sebagai Meterai Kerajaannya. Lambang itu diberi nama Garudamukha. Sekarang Meterai Garudamukha di simpan di Museum Nasional Jakarta dengan kode penyimpanan No : D-16 Bahwa Raja-raja di Indoneisia sudah sejak lama memakai lambang ini, diketahui juga di barat.
Dalam sebuah buku tentang lambang kerajaan yang terbit sekitar tahun 1453 berjudul "Des Conard Gruenenberg, Ritters und burgers in Constanz wappenbuch, Volibrratham nuenden Tag des Abrelien do man zaelt tusend vier hundert drue und achtzig jar" membuat lambang "Kaisar Jawa" memperlihatkan seekor burung phoenix di atas api unggun. Sedangkan "Kaisar Sumatra" memakai lambang Rajawali digambar dari samping dengan kedua cakarnya mengarah ke depan.
Pasal 5 Lampiran ini menyebutkan bahwa kata Bhina dan Ika. Kalimat tersebut seluruhnya diterjemahkan. "Berbeda-beda tetapi satu jua," kedua kata itu sering menimbulkan salah tafsir, orang mengira Ika berarti "itu". Padahal hanya kata petunjuk yang berarti "itu".
Semboyan ini diambil dari kitab sutasoma karangan Empu Tantular dari pertengahan abad ke-14. Kata -kata ini dipakai Tantular untuk menjelaskan paham Sinkretis antara Hinduismedan Budhisme yang menjadi aliran pada zaman itu.
Lengkapnya adalah:
Siswatattwa lawan Budhatattawa tunggal, bhineka tunggal ika, tanhana dharma mangrwa. (Siswa dan Buda itu satu, dibedakan tetapi satu, tidak ada ajaran agama yang bersifat mendua.
Burung Garuda menjadi Lambang Negara Republik Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No.66 tgl. 17 Oktober 1951. Tetapi telah berlaku sejak tangal 17 Agustus 1950. Berbentuk Burung Garuda yang di dadanya tergantung perisai dengan "lima simbol" yang lazim disebut Pancasila.
Pencipta Lambang Garuda Pancasila adalah Sultan Hamid II pernah menjabat sebagai Ketua Panitia Lencana Negara di masa kabinet RIS (Republik Indonesia Serikat).
Menarik? Tolong bantu share ya...
Post a Comment