Berdasarkan jumlah keping bijinya, tumbuhan biji tertutup dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil. Tumbuhan monokotil adalah kelompok tumbuhan biji tertutup yang berkeping biji satu, sedangkan tumbuhan dikotil adalah kelompok tumbuhan yang berkeping biji dua.
Namun tahukah kalian, perbedaan tumbulan monokotil dan tumbuhan dikotil tidak hanya dapat dilihat dengan jumlah keping bijinya saja, karena ada beberapa perbedaan antara tumbuhan monokotil dan dikotil yang cukup mencolok.
Nah... sebelum saya bahas panjang lebar mari kita lihat tabel perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil di bawah ini...
No | Pembeda | Monokotil | Dikotil |
1 | Jumlah keping biji | Berbiji satu | Berbiji dua |
2 | Tulang daun | Sejajar atau melengkung | Menjari atau menyirip |
3 | Bentuk daun | Memanjang seperti pita | Cenderung simetris dan melengkung |
4 | Jenis akar | Serabut | Tunggang |
5 | Tudung akar | Ada | Tidak ada |
6 | Jumlah kelopak bunga | Kelipatan 3 | Kelipatan 4 atau 5 |
7 | Batang | Tidak berkambium dan tidak berkayu | Berkambium dan berkayu |
8 | Pertumbuhan akar dan batang | Stagnan (Tidak dapat membesar) | Dapat membesar |
9 | Letak berkas pengangkut | Tersebar dan tidak teratur | Teratur |
10 | Struktur serbuk sari | Memiliki satu pori | Memiliki tiga pori |
11 | Contoh Tumbuhan | Padi, Palem, Kelapa, dan Jagung | Mangga, Beringin, Jambu, Rambutan, dan Jati |
Keping Biji
Monokotil
Sesuai namanya, tumbuhan monokotil hanya memiliki satu keping biji hal ini disebabkan karena tumbuhan monokotil seperti mangga tidak mengalami pembelahan saat berkecambah.
Dikotil
Sebaliknya tumbuhan dikotil memiliki dua keping biji karena tumbuhan dikotil seperti padi, kacang-kacangan, kelapa, jagung, serta tebu umumnya mengalami pembelahan menjadi dua pada saat berkecambah.
Daun
Monokotil
Bentuk daun tumbuhan monokotil cenderung berbentuk memanjang seperti pita dengan tulang daun yang sejajar atau melengkung.
Dikotil
Bentuk daun tumbuhan dikotil cenderung simetris dan melebar dengan tulang daun menyirip (contoh: pohon jambu) atau menjari (contoh: ubi kayu)
Akar
Monokotil
Akar dari tumbuhan monokotil memiliki sistem perakaran serabut yang cenderung tipis dan berukuran kecil. Tumbuhan monokotil umumnya memiliki tudung akar atau kaliptra.
Dikotil
Akar dari tumbuhan dikotil memiliki sistem perakaran tunggang yang kuat, bercabang, dan dalam menembus tanah. Berbeda dengan tumbuhan monokotil, tumbuhan dikotil umumnya tidak memiliki tudung akar atau kaliptra.Bunga
Tumbuhan monokotil memiliki jumlah kelopak bunga kelipatan tiga. Struktur serbuk sari tumbuhan monokotil hanya memiliki satu pori.
Dikotil
Tumbuhan dikotil memiliki jumlah kelopak bunga kelipatan empat atau lima, sedangkan pada struktur serbuk sarinya memiliki tiga pori.
Batang
Batang tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium dan tidak berkayu. Batang tumbuhan monokotil juga tidak bisa bercabang melainkan terus meninggi seperti pada poon kelapa.
Dikotil
Sedangkan batang pada tumbuhan dikotil memiliki kambium dan berkayu, kambium pada tumbuuhan dikotil terletak di antara xilem dan floem yang bisa kita lihat jika kita menyayat kulit batang dari tumbuhan dikotil. Selain itu batang tumbuhan dikotil juga dapat bercabang.
Berkas Pengangkut
Monokotil
Berkas pengangkut pada tumbuhan monokotil tidak teratur dan umumnya tersebar baik pada pembuluh kayu maupun pembuluh tapis dari tumbuhan tersebut.
Dikotil
Lain halnya dengan tumbuhan monokotil, tumbuhan dikotil memiliki berkas pengangkut yang teratur. Dimana xilem terletak di dalam kambium dan floem di luar kambium.Pertumbuhan Akar dan Batang
Monokotil
Pertumbuhan akar dan batang tumbuhan monokotil cenderung stagnan dengan kata lain akar dan batang tumbuhan monokotil tidak dapat membesar karena tidak adanya kambium yang mendukung pertumbuhan batang.
Dikotil
Sedangkan akar dan batang pada tumbuhan dikotil dapat tumbuh membesar karena memiliki kambium.
Contoh Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
Berikut ini adalah 20 contoh tumbuhan dikotil dan monokotil.
No | Monokotil | Dikotil |
1 | Padi (Oryza sativa) | Albisia (Albizia sp.) |
2 | Jagung (Zea mays) | Asem (Tamarindus indica) |
3 | Salak (Sallaca edulis) | Bayam (Amarantus hibridus) |
4 | Jahe (Zingiber officinale) | Bugenvil (Bougainvillea glabra) |
5 | Tebu (Sacarum officinale) | Buncis (Phaselous granatum) |
6 | Aren (Arenga pinnata) | Jeruk Bali (Citrus maxima) |
7 | Kunyit (Curcuma domestica) | Delima (Punica granatum) |
8 | Bawang putih (Allium sativum) | Ercis (Punica granatum) |
9 | Bawang merah (Allium cepa) | Cabai Merah (Capsicum annum) |
10 | Sagu (Metrotylon sagoo) | Jambu Batu (Psidium guajava) |
11 | Pisang (Musa paradisiaca) | Tomat (Solanum lycopersicum) |
12 | Eceng gondok (Eichornia crassipes) | Karet (Gossypium sp.) |
13 | Lengkuas (Alpinia galangal) | Akasia Australia (Acasia auriformis) |
14 | Bambu (Bambusa sp.) | Beringin (Ficus benjamina) |
15 | Melon (Cucumis melon) | Blimbing wuluh (Averrhoa blimbi) |
16 | Naga (Hylocerus undatus) | Bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) |
17 | Sawo (Menikara kavki) | Ceremai (Phyllanthus acidus) |
18 | Vanili (Vannili planifolia | Tembakau (Nicotina tabacum) |
19 | Iris (Iridaceae) | Flamboyan (Delonix regia) |
20 | Alang-alang (Imperaa cylindrical) | Limau (Citrus) |
Merasa terbantu dengan artikel di atas? Gak ada salanya untuk mengeshare artikel ini...
إرسال تعليق